Coba deh diingat-ingat lagi proses waktu habis patah hati itu sampai sekarang.
Apa sih yang sebenarnya terjadi kok akhirnya kita bisa sampai ada di sini, mulai jalanin kehidupan semula?
1. Menyangkal
Ini tahap pertama yang biasanya terjadi setelah kita mengalami patah hati. Entah karena ‘diputusin’ atau bahkan terpaksa ‘mutusin’. Di tahap ini, biasanya kita masih di fase antara percaya-nggak percaya sama apa yang baru aja terjadi. Kita masih belum bisa benar-benar nerima bahwa kita memang udah putus sama si pasangan. Biasanya akan muncul pikiran, “Ah, paling juga cuma sementara,” atau “Ah, ini cuma berantem aja kali kaya’ biasanya,” atau “Nggak mungkin lah kejadiannya begitu.” Intinya sih, kita masih berusaha meyakinkan diri sendiri (baca: menyangkal) kalau apa yang barusan terjadi itu nggak benar-benar terjadi.
2. Marah
Begitu udah mulai ngeh kalau peristiwa itu (baca: diputusin atau mutusin atau ditinggal pergi sama si pujaan hati) memang benar-benar nyata dan penyangkalan yang kemarin-kemarin itu memang cuma sekedar penyangkalan, akan mulai muncul perasaan marah. Mulai nuding si dia sebagai pihak yang bersalah, yang nggak bisa mempertahankan hubungan kita lah, yang terlalu takut untuk berdebat sama orangtuanya lah, yang cuma mikirin diri sendiri dan nggak mikirin kita lah, dan seterusnya. Atau juga nyalahin pihak luar lainnya, nyalahin orangtuanya, nyalahin norma sosial, atau pihak manapun yang menurut kita pantas disalahin. Dan nggak jarang juga di tahap ini akan muncul keinginan untuk balas dendam. Entah untuk buktiin kalau kita bisa hidup sendirian tanpa si dia, bisa dapat orang yang lebih baik, bisa buktiin kalau kita adalah orang yang pantas di depan orangtuanya, dan seterusnya.
3. Tawar-menawar
Setelah sadar juga kalau kehilangan si pujaan hati memang benar-benar terjadi, nggak bisa diundur lagi, orangtuanya udah nggak mau anaknya ketemu sama kita, atau bahkan pernikahan si dia sama pasangan barunya itu nggak bisa ditunda – misalnya karena si pasangan udah keburu hamil, mulailah tahap tawar-menawar ini. Ada proses ‘negosiasi’ untuk menukar kembalinya lagi hubungan kita sama si mantan dengan apapun yang kepikir sama kita. Misalnya nih, “Bisa nggak sih paling nggak gue sama dia nggak putus dulu sampai gue bisa meyakinkan nyokap-bokap gue?” atau “Iya, gue ngerti sih kalau orangtuanya nggak setuju, tapi mungkin ini karena gue kurang bisa meyakinkan mereka. Kalau gue bisa bikin orangtuanya yakin, pasti hubungan gue sama dia bisa jalan terus kok,” atau “Kalau dia ngasih kesempatan gue untuk deket dulu sama dia, boleh deh habis itu dia deket sama cowok lain. Setidak-tidaknya ‘kan dia tahu gimana rasanya kalau deket sama gue.” Intinya, kita masih berusaha meraih lagi apa yang sebenarnya ‘udah hilang’ dengan tawar-menawar itu.
4. Depresi
Di tahap ini, kita biasanya mulai benar-benar ngerasain yang namanya kehilangan. Kita akan lebih banyak diam, menyendiri, menghindari orang lain dan teman-teman, menghabiskan setiap hari untuk nangis dan mojok di kamar sendirian. Kalau udah begini, akan mulai hobi dengerin lagi tuh lagu-lagu penyayat hati, lagu-lagu yang biasanya didengerin berdua sama si mantan, atau lagu-lagu yang dulu pernah dinyanyiin buat dia, mulai nulis-nulis puisi patah hati, dan seterusnya-dan seterusnya. Nggak ada lagi deh yang mau dilakukan selain meratap sendirian. Tapiiii.. biarpun begitu, sebaiknya sih buat kita yang jadi teman-teman dari si patah hati ini untuk tahu kondisi ini dan nggak usah mencoba untuk menghibur dia atau narik dia dari kesendiriannya. Orang yang lagi ada di tahap ini, termasuk kita, butuh kok ngerasain kesedihannya.
5. Penerimaan
Di tahap terakhir ini, kita akan benar-benar sadar kalau kita memang lagi patah hati akibat putus dari si mantan atau karena si orang yang selama ini digebet itu udah jadi sama orang lain. Walaupun masih pengen sendirian terus, tapi udah nggak ada lagi tuh marah-marah, ngurung diri di kamar berhari-hari, atau nangis-nangis meratapi kehilangan kita. Pelan-pelan, kita udah mulai beraktivitas lagi, mulai jalan-jalan, mulai nonton bioskop, walaupun memang tetap lebih senang melakukan semuanya sendirian dan nggak ramai-ramai sih. Kalau udah di tahap ini, pada dasarnya kita nggak cuma mulai sadar sepenuhnya kalau kita kehilangan si pujaan hati, tapi juga mulai bisa nerima bahwa kita sedih karena patah hati.
proses
Warning :♥ cobalah melupakan jangan menyakiti dirimu sendiri ( lebih baik disakiti dari pada menyakiti ) ♥
0 komentar:
Posting Komentar